Friday, July 11, 2014

Munajat Keampunan Zikir - Doa Taubat Nasuha



Hari ni genap 14 Ramadhan.

Hati aku makin sayu ...  entah kenapa?? Apa yang buat aku sedih sangat?? Entah ... kadang-kadang terdetik dalam hati, mungkinkah ini Ramadhan terakhir untuk aku?? Mungkinkah aku tak akan menikmati lagi keindahan anugerah Allah ini? Kenapa aku tak gunakan kesempatan sebelum ini sebaik-baiknya.

Aduhai hati ... usahlah merintih pada masa lalu yang dah hilang. Tak ada apa yang dapat mengubah kekhilafan lalu. Hanya taubat, taubat dan taubat diharap dapat mencuci segala kesilapan dan kealpaan.

Astagfirrullahhal azim

*************************************************************

(Dipetik dari http://pujiasc.blogspot.com/ ... terimakasih kerana berkongsi ilmu)

10 Pertama :

Pada 10 hari pertama bulan Ramadhan Allah SWT me(mberikan rahmat  dan limpahan pahala dari berbagai amalan yang kita lakukan selama puasa. Fase-fase 10 hari pertama Ramadhan memang merupakan fase terberat dan tersulit karena merupakan fase peralihan dari kebiasaan pola makan normal menjadi harus menahan lapar dan haus mulai dari subuh hingga magrib.

Selain itu ternyata tidak hanya tubuh saja yang melakukan adaptasi, pada fase 10 hari pertama Ramadhan ini pikiran kita juga sedang berusaha melakukan beradaptasi atau penyesuaian dengan penuh kesabaran dan keikhlasan untuk dapat menunaikannya. Oleh sebab itu pada 10 hari pertama Ramadhan ini Allah SWT memberikan keistimewaan dengan membukakan pintu rahmat yang sebesar-besarnya bagi hamba-Nya yang telah sabar dan ikhlas dalam menunaikan puasa selama 10 hari pertama dibulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.


Untuk itu jangan sampai kita melewatkan kesempatan mendapatkan rahmat dari Allah SWT selama 10 hari pertama Ramadhan dengan hanya berdiam diri tanpa melakukan aktifitas. Manfaatkanlah setiap hari dibulan Ramadhan sebagai ladang ibadah. Lakukanlah kebaikan sebanyak-banyaknya dengan memperbanyak tilawah Al Quran, berdoa, sholat shunah, beramal shaleh dan membantu orang lain. Selain itu bekerja, memperbanyak silahturahmi, serta menjaga hubungan baik juga merupakan sebuah ibadah. Semoga semua ibadah yang kita lakukan selama bulan Ramadhan diberkahi serta dirahmati Allah SWT.


10 Kedua :


Setelah berhasil melalui fase pertama yang sudah pasti cukup berat karena tubuh dan pikiran berusaha beradaptasi dengan kondisi saat puasa, maka 10 hari kedua Ramadhan ini mungkin akan terasa lebih ringan karena akhirnya tubuh sudah mulai terbiasa dengan aktivitas puasa yang menuntut seseorang untuk tidak makan dan minum dimulai sejak matahari terbit hingga saat matahari terbenam.

Untuk keutamaan 10 hari kedua Ramadhan seperti yang disebutkan didalam hadist Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, dimana Ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Awal bulan Ramadhan adalah Rahmah, pertengahannya Maghfirah dan akhirnya Itqun Minan Nar (pembebasan dari api neraka)”. Nah, pada fase kedua atau fase 10 hari kedua Ramadhan inilah Allah membukakan pintu magfirah atau ampunan yang seluas-luasnya.


Karenanya Jangan sampai kita melewatkan hari-hari penuh ampunan yang telah dijanjikan oleh Allah SWT dengan sia-sia. Pada waktu-waktu inilah saat yang paling tepat untuk memperbanyak doa serta memohon ampunan kepada Allah SWT atas segala dosa-dosa yang telah kita lakukan di masa lalu agar diampuni dan dibebaskan dari hukuman.


Perbanyaklah melakukan sholat malam, berdoa dan berdzikir karena pada 10 hari kedua Ramadhan ini merupakan kesempatan yang diberikan oleh Allah SWT untuk mengurangi dosa-dosa yang telah kita perbuat. Dengan memohon ampunan dengan tulus dan bersungguh-sungguh serta bertobat dari hati yang terdalam Insya Allah pasti mendapatkan ampunan-Nya.

10 Terakhir

 
Ummul Mu`minin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mengisahkan tentang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada 10 terakhir Ramadhan kurang lebih sebagai berikut :

“Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila memasuki 10 terakhir Ramadhan, beliau mengencangkan tali sarungnya (yakni meningkat amaliah ibadah beliau), menghidupkan malam-malamnya, dan membangunkan istri-istrinya.” Muttafaqun ‘alaihi


Pertama : Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam serius dalam melakukan amaliah ibadah lebih banyak dibanding hari-hari lainnya. Keseriusan dan peningkatan ibadah di sini tidak terbatas pada satu jenis ibadah tertentu saja, namun meliputi semua jenis ibadah baik shalat, tilawatul qur`an, dzikir, shadaqah, dll.


Kedua : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membangunkan istri-istri beliau agar mereka juga berjaga untuk melakukan shalat, dzikir, dan lainnya. Hal ini karena semangat besar beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam agar keluarganya juga dapat meraih keuntungan besar pada waktu-waktu utama tersebut. Sesungguhnya itu merupakan ghanimah yang tidak sepantasnya bagi seorang mukmin berakal untuk melewatkannya begitu saja.


Ketiga : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf pada 10 Terakhir ini, demi beliau memutuskan diri dari berbagai aktivitas keduniaan, untuk beliau konstrasi ibadah dan merasakan lezatnya ibadah tersebut.
Keempat : Pada malam-malam 10 Terakhir inilah sangat besar kemungkinan salah satu di antaranya adalah malam Lailatur Qadar. Suatu malam penuh barakah yang lebih baik daripada seribu bulan.

Thursday, July 10, 2014

Debaran Itu Kembali

Setelah setahun berlalu, aku perlu menghadapi sekali lagi .... mamogram.

Dulu aku takut sebab buat mamogram ni memang agak menyakitkan. Kena serah buahdada kita untuk di x-ray, kepit atas ke bawah, lepas tu kiri ke kanan pulak. Kalau dulu kedua-dua belah,  sekarang tinggal belah kanan aje.  Syukur aku masih dipinjamkan walaupun sebelah.

Kali ni ketakutan aku lain. aku takut nak mendapat tahu hasil mamogram tu sendiri. Belum habis rupanya trauma setahun yang lalu.  Masih segar dalam ingatan, saat-saat perit aku merawat hati dan merawat luka pembedahan.  Aku mau atau tidak, aku kena hadapi kenyataan.

Aku bersolat taubat, bersolat hajat memohon bantuan Allah. Nak minta bantuan sapa lagi??? Manusia keupayaan terbatas. Secanggih mana pun teknologi, semahal manapun ubat, tak mungkin dapat menentang ketetapan Allah. Tapi Allah janjikan doa itu senjata bagi mukmin, lalu aku pun berdoa. Memohon kasihsayang Allah supaya aku dilindungi dari segala musibah. Sekiranya memang ditakdirkan aku perlu melaluinya sekali lagi, aku memohon diberikan kesabaran yang sangat tinggi.


Apabila nama dipanggil untuk prosedur mamogram, aku melangkah dengan tenang. Mujurnya Juru X-ray yg menjalankan mamogram tu teramat menyenangkan hati aku.  sambil berbual santai dengan nada lembut, dia menjalankan prosedur kepit-mengepiti tu.  Walaupun badan terasa sakit, tetapi hati terasa damai.

Selesai mamogram aku diminta menunggu sebentar di luar bilik. Kemudiannya aku diminta menjalani scanning. Ehhh kenapa pulak ni?? Oranglain boleh balik selepas mamogram, aku pulak perlu menjalani scanning. Dada aky berdegup kencang, perut aku tiba-tiba jadi sakit.  Ya Allah, bersediakag aku untuk ujian ini??

Di dalam bilik scanning, pegawai perubatan yang lain pulak melakukan scan di sekitar payudara. Semasa alat scanner ditekan-tekan di payudara terasa sakit sangat.  Apakah itu?? Setelah selesai, aku bertanya apakah terdapat apa-apa yang meragukan pada payudara ku. Sambil tersenyum dia menyatakan laporan akan disediakan oleh doktor pakar dan akan diserahkan di Klinik Pakar 2.  tetapi dari pemerhatiannya sebentar tadi, tak nampak apa-apa yang luar biasa.  Alhamdulillah!!!

Seminggu selepas itu aku ke Klinik Pakar 2 untuk temujanji dengan Dr Imran. Menurut Dr Imran, dari laoran yang diterima tidak terdapat tanda-tanda sel  kanser di payudara kanan ku. yang ada hanyalah sist yang tidak membahayakan. Walau bagaimanapun, aku diminta datang berjumpa beliau dengan segera sekiranya terdapat tanda-tanda risko payudara :

1)   Perubahan struktur dan tekstur payudara yang membengkak, benjolan merah seakan ketumbuhan bisul
2)    Perubahan puting yang tenggelam atau mengeluarkan lelehan cecair
3)    Kesakitan ketara di bahagian ketiak
4)    Kesakitan di bahagian lengan
5)    Kesakitan yang amat sangat di bahagian payudara


Alhamdulillah Alhamdulillah .... itulah ucapanku tanpa henti.